Wednesday 8 June 2011

KEriNDuan pada KAMpung aKHIraT

Rindu akan kampung akhirat
berarti kita senantiasa teringat kepada pemiliknya yaitu Allahu Rabbul ’Alamin,
pencipta segala apa yang ada di jagat raya kehidupan, jagat raya kehidupan dunia
dan akhirat. Rindu itu tercermin dari apa yang dilakukannya ketika di dunia ini
untuk senantiasa ingat kepada-Nya.
Banyak kisah hamba beriman yang mencerminkan kerinduan akan
kampung akhirat, yang dilakukannya senantiasa ingat kepada Allah SWT. Seperti
kisah pengembala pada zaman Khalifah Umar Bin Khattab ra. Pada saat itu Abdullah
bin Dinar dan Umar Bin Khattab ra. sedang dalam perjalanan menuju Makkah, di
tengah perjalanan mereka beristirahat. Tiba-tiba muncul seorang pengembala
menuruni lereng gunung dan melewati mereka berdua. Umar kemudian bertanya kepada
pengembala itu: ”Hai Pengembala, juallah seekor kambingmu kepada saya?”. ”Tidak,
saya ini seorang budak”, jawab pengembala itu. ”katakan saja kepada tuanmu bahwa
dombanya di terkam serigala”, Umar menguji. Dengan tegas pengembala itu berkata:
”Kalau begitu, dimana Allah SWT?”.
 Ketika mendengar jawaban
pengembala itu Umar bin Khattab ra. menangis. Kemudian Umar pergi bersama
pengembala tersebut menemui tuannya, untuk dimerdekakannya. Dan umar pun seraya
berkata: ”Kamu telah dimerdekakan di dunia ini oleh ucapanmu dan semoga ucapan
itu bisa memerdekakanmu di akhirat kelak”.
 Kisah lainnya adalah kisah
ibu dan putrinya penjual susu yang juga terjadi pada zaman Khalifah Umar bin
khattab ra. Ketika ibunya ingin mencampur susu yang akan dijualnya dengan air,
supaya mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, putrinya mengingatkan:
”Bagaimana jika Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra. mengetahui?”. Sang Ibu
tidak menghiraukan nasihat dari anaknya dan bersihkeras melaksanakan
keinginannya itu. Dan putrinya pun kembali menasihati: ”Kalaupun Amirul Mukminin
tidak melihat kita tetapi Rabb Amirul Mukminin melihat kita”.
 Begitulah apa yang
dilakukan oleh orang yang ada kerinduan dalam dirinya akan akhirat, mereka
senantiasa ingat kepada Allah SWT. Selalu berusaha untuk menjauhi
perbuatan-perbuatan dosa baik dalam keramaian ataupun dalam kesendiriannya. Kita
mengenal hal itu dengan istilah Muroqobatullah atau merasakan pengawasan Allah
SWT, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat dan yang tidak pernah mengantuk dan
juga tidur.
 ”…dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al
Hadiid:4)

 ”Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang
di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa
izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Qs. Al
Baqarah:255)
 Dengan sifat Muroqobatullah itu kita akan senantiasa ingat kepada-Nya. Dan orang-orang yang rindu akan
kampung akhirat, sifat ini akan selalu dipelihara. Tentunya Muroqabatullah ini
akan mengangkat derajat seorang hamba menjadi orang-orang yang Taqwa. Karena
sebagaimana didefinisikan oleh sebagian ulama Taqwa adalah hendaklah Allah tidak
melihat kamu berada dalam larangan-larangan-Nya dan tidak kehilangan kamu dalam
perintah-perintah-Nya. Definisi Taqwa lainnya adalah mencegah diri dari adzab
Allah dengan berbuat amal sholeh dan takut kepada-Nya dikala sepi atau
terang-terangan.
 Dan Taqwa adalah jalan
untuk meraih kebahagian di kampung akhirat sana, yaitu syurga yang mengalir
dididalamnya sungai-sungai. Sungguh begitu damai terasa kampung akhirat yang
bernama syurga itu. Semoga kita kelak ada diantara hamba yang berada didalamnya.
Amin… Ya Rabbal ’Alamin…
”Perumpamaan syurga yang
dijanjikan kepada orang-orang yang taqwa ialah (seperti taman); mengalir
sungai-sungai didalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian
pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat
kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.” (Qs. Ar Ra’d:35)

No comments:

Post a Comment